Date:
Mataram (Suara NTB) –
Fitra NTB kembali menyoroti capaian kinerja serapan anggaran SKPD lingkup Pemprov NTB. Tak hanya lelet menyelesaikan proses lelang, sejumlah SKPD pun memperlihatkan kinerja serapan keuangan yang buruk. Hingga akhir triwulan pertama, terdapat 10 SKPD dengan serapan keuangan di bawah 50 persen dari target masing-masing SKPD.
Sekjen Fitra NTB, Ervyn Kaffah, melalui rilis yang diterima Suara NTB, Senin (27/4) kemarin menjelaskan, SKPD tak hanya lamban mengajukan lelang. Lebih dari itu, ada juga sejumlah SKPD yang lamban mencapai target serapan anggaran.
“Berdasarkan hasil analisis kami terkait kinerja keuangan seluruh SKPD di Pemprov NTB hingga triwulan pertama 2015, terdapat 10 SKPD yang paling buruk kinerja keuangannya. Bahkan ada SKPD yang capaiannya hanya 20 persen dari target yang ditetapkan,” ungkap Ervyn.
Ervyn menyayangkan masih ada SKPD yang berkinerja loyo. Padahal Gubernur NTB, Dr.TGH.M.Zainul Majdi berkali-kali menyatakan akan bertindak tegas terhadap SKPD berkinerja loyo. Apalagi target yang menjadi tolak ukur masing-masing SKPD telah disesuaikan dengan tren kemampuan realisasi SKPD beberapa tahun sebelumnya.
Jika dilihat dari data hasil analisis Fitra NTB, terdapat 10 SKPD dengan predikat kinerja keuangan paling buruk, lima diantaranya di bawah 40 persen, yaitu peringkat paling buruk pertama ditempati oleh Biro Administrasi Kesra NTB dengan capaian 20,12 persen dari target. Kemudian diikuti oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dengan capaian target 26, 64 persen dari taget awal. Selanjutnya RSUP NTB di urutan ketiga 30 persen dari target. Biro Umum di posisi keempat dengan 36,57 persen, berikutnya Dikpora di urutan kelima dengan capaian 36,97 persen dari target.
Dari lima urutan paling buruk itu, RSUP memperlihatkan kinerja paling memprihatinkan karena berdasarkan target di antara semua SKPD lingkup Pemprov NTB, merupakan SKPD dengan patokan target terendah (20,92 persen) setelah Dinas Perkebunan (20,20 persen).
‘’Kita berharap kepada Pak Wakil Gubernur untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja beberapa SKPD yang kita anggap belum maksimal dalam menjalankan kinerja keuangannya ini,’’ kata Ervyn.
Ervyn juga mengkritik pemerintah daerah yang hanya bisa gertak sambal saja.
‘’Kalau pemprov serius mau berbenah, ayo tunjukkan ke publik keseriusannya. Kalau begini terus, nanti di triwulan berikutnya tak akan banyak berubah,” tantang Ervyn. Ia berharap di semester berikutnya Pemprov bisa mengendalikan kinerja bawahannya agar bekerja maksimal, khususnya SKPD-SKPD yang masih berkinerja buruk tersebut.
Wagub “Adili” 10 SKPD
Wakil Gubernur (Wagub) NTB, H. Muh. Amin, SH, M.Si akhirnya memanggil dan ‘’mengadili’’ SKPD yang rendah serapan keuangannya pada triwulan pertama 2015 ini. Bagi SKPD yang serapan anggarannya jauh di bawah target akan menjadi perhatian dan catatan Gubernur dan Wakil Gubernur.
‘’Hari ini (kemarin, Red) Pak Wagub menggelar rapat khusus terkait dengan masih rendahnya capaian dari 10 SKPD,’’ kata Juru Bicara Pemprov NTB, Drs. Fathul Gani, M.Si kepada Suara NTB, Senin (27/4) sore kemarin.
Dikatakan, target realisasi anggaran untuk tahun 2015 ini diserahkan ke masing-masing SKPD. Sehingga masing-masing SKPD memiliki target berbeda disesuaikan dengan estimasi tingkat kepadatan pelaksanaan program dan kegiatan. ‘’Bagi SKPD yang jauh di bawah target tentu menjadi perhatian dan catatan pimpinan,’’ungkapnya.
Fathul menjelaskan, dalam sistem pelaksanaan program dan kegiatan antara realisasi fisik dan keuangan kadang tak ekuivalen. Artinya, realisasi fisik dan keuangan capaiannya tak bersamaan. ‘’Terkadang barangnya sudah ada atau tersedia tapi pembayarannya masih dalam proses administrasi,’’ terangnya. Ia mencontohkan, pengadaan operasional Biro Kesra yang barangnya sudah ada tapi pencairan pembayaran keuangan dalam proses.
Fitra NTB menyoroti capaian kinerja serapan anggaran SKPD lingkup Pemprov NTB. Tak hanya lelet menyelesaikan proses lelang, sejumlah SKPD pun memperlihatkan kinerja serapan keuangan yang buruk. Hingga akhir triwulan I, terdapat 10 SKPD dengan serapan keuangan di bawah 50 persen dari target masing-masing SKPD. (aan/nas)
10 SKPD dengan Kinerja Keuangan Terburuk pada Triwulan I 2015 | ||||||
No | SKPD | Pagu Anggaran (Rp) | Target ( persen) | Realisasi ( persen) | Deviasi ( persen) | Capaian thd target |
1 | Biro Adm. Kesra | 8.493.521.600 | 28,93 | 5,82 | 23,11 | 20,12 persen |
2 | Disbudpar | 48.438.088.840 | 33,75 | 8,99 | 24,76 | 26,64 persen |
3 | RSUP | 264.859.570.754 | 20,92 | 6,44 | 14,48 | 30,78 persen |
4 | Biro Hukum | 5.320.646.400 | 34,92 | 12,77 | 22,15 | 36,57 persen |
5 | Dikpora | 50.594.054.852 | 27,24 | 10,07 | 17,17 | 36,97 persen |
6 | RSJP | 39.068.274.180 | 24,32 | 9,73 | 14,59 | 40,01 persen |
7 | Biro Organisasi | 3.465.820.000 | 31,14 | 12,55 | 18,59 | 40,30 persen |
8 | Distamben | 32.204.791.872 | 21,16 | 8,7 | 12,46 | 41,12 persen |
9 | Dishub Kominfo | 20.995.303.925 | 35,72 | 15,43 | 20,29 | 43,20 persen |
10 | Disperindag | 24.570.726.558 | 29,57 | 13,35 | 16,22 | 45,15 persen |
Sumber: TEPPA TV Monitor NTB per 15 April, diolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar