Translate

Minggu, 07 Juni 2015

Penetapan Bacagub. Parpol Didesak, Parpol Mengelak

19/19/2007

Mataram (SUARA NTB).
Pemilu Kepala Daerah NTB tinggal dalam hitungan bulan. Tetapi, belum belum ada satupun partai politik (Parpol) yang telah mendeklarasikan secara resmi pasangan calon yang akan diusung. Hal ini dinilai akan mengakibatkan masyarakat kurang mengenal calonnya. Namun, Parpol berkelit. Bagi mereka demokrasi memang mahal. Menurut mereka, penetapan pasangan calon tak bisa dibuat dalam waktu singkat.

SIKAP Parpol-parpol yang seolah-olah mengulur-ulur penetapan calon memang pantas membuat masyarakat geregetan. Bahkan, belakangan sikap ini mulai mengundang penilaian miring. Salah satu penilaian miring itu bahwa Parpol ingin mencari keuntungan dengan memperlambat penetapan Bacagub/Bacawagub. Demikian penilaian Koordinator Solidaritas Masyarakat untuk Transparansi (SOMASI), Ervyn Kaffah, melalui ”press release” yang diterima Suara NTB, Selasa (18/9) kemarin.

Ervyn mendesak Parpol segera menetapkan pasangan calon yang akan mereka usung. Tujuannya, agar masyarakat bisa lebih mengenal dan memiliki waktu cukup panjang untuk menilai para calon pemimpin mereka, sebelum dipilih pada 19 Mei 2008 mendatang.


Namun, Parpol-parpol berkelit. Tudingan mencari keuntungan dibalik lamanya proses penetapan Bacagub, menurut mereka tidak beralasan. Koalisi, faktor pendanaan dan regulasi mesti diperhitungkan. Mereka menganggap proses penetapan calon pemimpin tidak bisa dilakukan secara instan. Kebanyakan Parpol juga masih terlalu terikat pada keputusan pimpinan di tingkat pusat.

”Kenapa harus telat, itu sudah diatur sama pimpinan di tingkat pusat sana. Kami Partai Golkar punya mekanisme tersendiri,” tegas anggota FPG DPRD NTB, Drs. M. Huzaini Areka saat ditanyai mengenai desakan ini. Wakil Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) ini menegaskan, pihaknya kemungkinan akan menggelar konvensi atau mengumumkan pasangan calon yang akan mereka usung waktu enam bulan sebelum hari pencoblosan.

Sebagai partai terbesar, hasil Konvensi Golkar memang sangat menentukan perubahan peta politik di NTB. Dengan 15 kursi di DPRD NTB, Golkar jelas tak butuh koalisi untuk mengusung pasangan calon. Kondisi ini disadari sepenuhnya. Karenanya mereka tak mau terburu-buru mengambil keputusan. ”Partai lain jangan tunggu Golkar. Kami sudah punya koridor sendiri,”tegasnya.

Ketua Bidang Politik Hukum dan Keamanan DPW PKS NTB, Patompo Adnan, Lc, mengatakan, pihaknya telah berupaya mengadakan ”fit and proper test” sedini mungkin. Namun, keputusan akhir memang ada di tangan DPP. Proses penetapan pasangan calon menurut Patompo, dipengaruhi beberapa faktor seperti penilaian terhadap calon tersebut, koalisi, pendanaan hingga regulasi yang masih berubah. Patompo membantah tudingan adanya upaya mencari keuntungan dibalik penetapan pasangan calon.

Menurutnya, Parpol perlu memperhitungkan aspek pendanaan Pemilu Kepala Daerah mendatang. Kesepakatan-kesepakatan dengan Parpol lain jelas membutuhkan formula-formula yang tidak mudah untuk dicapai. ”Termasuk formula uangnya. ”Take and Give”-nya bagaimana,” tandas Patompo.

Patompo tak menampik, faktor ketersediaan dana merupakan hal yang turut menentukan kemenangan. ”Temen-temen LSM juga mesti berpikir. Kalau calon-calon datang, kemudian masyarakat pasti minta ini dan itu. Kita tidak bisa hanya menjual program,” katanya. Ditambahkan bahwa seorang pendukung loyal sekalipun masih meminta sekadar baju kepada Parpol atau pasangan calon yang didukungnya. ”Realita kita memang seperti itu,” tandasnya.

Ketua Fraksi PPP di DPRD NTB, Drs. TGH. Hazmi Hamzar menyatakan penetapan pasangan calon yang akan diusung tidak bisa dilakukan secara instan. Menurutnya pihak DPW terlebih dulu mesti mengumpulkan nama-nama Bacagub yang akan diusung. Kemudian, lanjutnya, nama-nama itu akan ‘dijual’ ke sembilan DPC PPP di NTB. Nama-nama itu, menurutnya, bisa mengerucut menjadi beberapa nama. Setelah DPC-DPC menyetor nama-nama yang diajukan, Rapimwil kemudian akan merekomendasikan nama-nama tersebut ke DPP PPP. Keputusan akhir lagi-lagi ada di tangan DPP.

Salah seorang pengurus PBR, Husni Abdul Kadir, SH mengaku lambatnya penetapan Bacagub/Bacawagub dikarenakan faktor sulitnya menemukan calon-calon yang benar-benar memenuhi kriteria mereka (Parpol). ”Sulit bagi kami, karena saat ini calon-calon juga masih malu-malu dan belum terangkat semua,” tandasnya. (aan-Suara NTB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar